Video Bokep Indo Hoot

Video Bokep Mesum Free download hanya di http://downloadbokepvideo3gp.blogspot.com/
MediaFire
Download 3GP (3MB)

» Read More...

Cute Japanese

Video Bokep Mesum Free download hanya di http://downloadbokepvideo3gp.blogspot.com/
MediaFire
Download 3GP (3MB)

» Read More...

Yuriko

 Yuriko
Hosting
Download 3GP (5MB)
MediaFire
Download 3GP (5MB)

» Read More...

Main Di Kost-Kosan Ceweknya

 
Hosting
Download 3GP (3MB)
MediaFire
Download 3GP (3MB)

» Read More...

Di Grebek Warga

Hosting
Download 3GP (2MB)
MediaFire
Download 3GP (2MB)

» Read More...

Desahan Dalam Mobil

Nama saya Citra (samaran), dan saya adalah mahasiswa semester 5 di salah satu universitas swasta ternama di bilangan Jakarta Pusat , dan apa yang akan saya ceritakan disini adalah kisah yang terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu.Hari Rabu adalah hari yang paling melelahkan bagiku ketika semester lima, bagaimana tidak, hari itu aku ada tiga mata kuliah, dua yang pertama mulai jam 9 sampai jam tiga dan yang terakhir mulai jam lima sampai jam 7 malam, belum lagi kalau ada tugas bisa lebih lama deh. Ketika itu aku baru menyerahkan tugas diskusi kelompok sekitar jam 7 lebih. Waktu aku dan teman sekelompokku, si Dimas selesai, di kelas masih tersisa enam orang dan Pak Didi, sang dosen."Bareng yuk jalannya, parkir dimana Citra ?" ajak Dimas "Jauh nih, di deket psikologi, rada telat sih tadi"Dimas pulang berjalan kaki karena kostnya sangat dekat dengan kampus. Sebenarnya kalau menemaniku dia harus memutar agak jauh dari jalan keluar yang menuju ke kostnya, mungkin dia ingin memperlihatkan naluri prianya dengan menemaniku ke tempat parkir yang kurang penerangan itu. Dia adalah teman seangkatanku dan pernah terlibat one night stand denganku. Orangnya sih lumayan cakep dengan rambut agak gondrong dan selalu memakai pakaian bermerek ke kampus, juga terkenal sebagai buaya kampus.Malam itu hanya tinggal beberapa kendaraan saja di tempat parkir itu. Terdengar bunyi sirine pendek saat kutekan remote mobilku. Akupun membuka pintu mobil dan berpamitan padanya. Ketika aku menutup pintu, tiba-tiba aku dikejutkan oleh Dimas yang membuka pintu sebelah dan ikut masuk ke mobilku."Eeii... mau ngapain kamu ?" tanyaku sambil meronta karena Dimas mencoba mendekapku."Ayo dong Citra, kita kan sudah lama nggak melakukan hubungan badan nih, saya kangen sama vagina kamu nih" katanya sambil menangkap tanganku."Ihh... nggak mau ah, saya capek nih, lagian kita masih di tempat parkir gila !" tolakku sambil berusaha lepas.Karena kalah tenaga dia makin mendesakku hingga mepet ke pintu mobil dan tangan satunya berhasil meraih payudaraku lalu meremasnya. "Dimas... jangan... nggak mmhhh!" dipotongnya kata-kataku dengan melumat bibirku.Jantungku berdetak makin kencang, apalagi Dimas menyingkap kaos hitam ketatku yang tak berlengan dan tangannya mulai menelusup ke balik BH- ku. Nafsuku terpancing, berangsur-angsur rontaanku pun melemah. Rangsangannya dengan menjilat dan menggigit pelan bibir bawahku memaksaku membuka mulut sehingga lidahnya langsung menerobos masuk dan menyapu telak rongga mulutku, mau tidak mau lidahku juga ikut bermain dengan lidahnya. Nafasku makin memburu ketika dia menurunkan cup BH ku dan mulai memilin-milin putingku yang kemerahan. Teringat kembali ketika aku ML dengannya di kostnya dulu. Kini aku mulai menerima perlakuannya, tanganku kulingkarkan pada lehernya dan membalas ciumannya dengan penuh gairah. Kira-kira setelah lima menitan kami ber-French kiss, dia melepaskan mulutnya dan mengangkat kakiku dari jok kemudi membuat posisi tubuhku memanjang ke jok sebelah. Hari itu aku memakai bawahan berupa rok dari bahan jeans 5 cm diatas lutut, jadi begitu dia membuka kakiku, langsung terlihat olehnya pahaku yang putih mulus dan celana dalam pink-ku."Kamu tambah nafsuin aja Citra, saya sudah tegangan tinggi nih" katanya sambil menaruh tangannya dipahaku dan mulai mengelusnya.Ketika elusannya sampai di pangkal paha, diremasnya daerah itu dari luar celana dalamku sehingga aku merintih dan menggeliat. Reaksiku membuat Dimas makin bernafsu, jari-jarinya mulai menyusup ke pinggiran celana dalamku dan bergerak seperti ular di permukaannya yang berbulu. Mataku terpedam sambil mendesah nikmat saat jarinya menyentuh klistorisku. Kemudian gigitan pelan pada pahaku, aku membuka mata dan melihatnya menundukkan badan menciumi pahaku. Jilatan itu terus merambat dan semakin jelas tujuannya, pangkal pahaku. Dia makin mendekatkan wajahnya ke sana sambil menaikkan sedikit demi sedikit rokku.Dan... oohh... rasanya seperti tersengat waktu lidahnya menyentuh bibir vaginaku, tangan kanannya menahan celana dalamku yang disibakkan ke samping sementara tangan kirinya menjelajahi payudaraku yang telah terbuka.Aku telah lepas kontrol, yang bisa kulakukan hanya mendesah dan menggeliat, lupa bahwa ini tempat yang kurang tepat, goyangan mobil ini pasti terlihat oleh orang di luar sana. Namun nafsu membuat kami terlambat menyadari semuanya. Di tengah gelombang birahi ini, tiba- tiba kami dikejutkan oleh sorotan senter beserta gedoran pada jendela di belakangku. Bukan main terkejutnya aku ketika menengok ke belakang dan melihat dua orang satpam sampai kepalaku kejeduk jendela, begitu juga Dimas, dia langsung tersentak bangun dari selangkanganku. Satu dari mereka menggedor lagi dan menyuruh kami turun dari mobil. Tadinya aku mau kabur, tapi sepertinya sudah tidak keburu, lagian takutnya kalau mereka mengejar dan memanggil yang lain akan semakin terbongkar skandal ini, maka kamipun memilih turun membicarakan masalah ini baik-baik dengan mereka setelah buru-buru kurapikan kembali pakaianku.Mereka menuduh kami melakukan perbuatan mesum di areal kampus dan harus dilaporkan. Tentu saja kami tidak menginginkan hal itu terjadi sehingga terjadi perdebatan dan tawar-menawar di antara kami. Kemudian yang agak gemuk dan berkumis membisikkan sesuatu pada temannya, entah apa yang dibisikkan lalu keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku. Temannya yang tinggi dan berumur 40-an itu lalu berkata,"Gini saja, bagaimana kalau kita pinjam sebentar cewek kamu buat biaya tutup mulut ?"Huh, dasar pikirku semua laki-laki sama saja pikirannya tak jauh dari selangkangan. Rupanya dalam hal ini Dimas cukup gentleman juga, walaupun dia bukan pacarku, tapi dia tetap membelaku dengan menawarkan sejumlah uang dan berbicara agak keras pada mereka. Di tengah situasi yang mulai memanas itu akupun maju memegangi tangan Dimas yang sudah terkepal kencang."Sudahlah Mas, nggak usah buang-buang duit sama tenaga, biar saya saja yang beresin" kataku"Ok, bapak-bapak saya turuti kemauan kalian tapi sesudahnya jangan coba ungkit-ungkit lagi masalah ini !"Walaupun Dimas keberatan dengan keputusanku, namun dia mau tidak mau menyerah juga. Aku sendiri meskipun kesal tapi juga menginginkannya untuk menuntaskan libidoku yang tanggung tadi, lagipula bermain dengan orang-orang seperti mereka bukan pertama kalinya bagiku. Singkat cerita kamipun digiring mereka ke gedung psikologi yang sudah sepi dan gelap, di ujung koridor kami disuruh masuk ke suatu ruangan yang adalah toilet pria. Salah seorang menekan sakelar hingga lampu menyala, cukup bersih juga dibanding toilet pria di fakultas lainnya pikirku."Nah, sekarang kamu berdiri di pojok sana, perhatiin baik-baik kita ngerjain cewek kamu !" perintah yang tinggi itu pada Dimas.Di sudut lain mereka berdiri di sebelah kanan dan kiriku menatapi tubuhku dalam pakaian ketat itu. Sorot mata mereka membuatku nervous dan jantungku berdetak lebih cepat, kakiku serasa lemas bak kehilangan pijakan sehingga aku menyandarkan punggungku ke tembok.Kini aku dapat melihat nama-nama mereka yang tertera di atas kantong dadanya. Yang tinggi dan berusia sekitar pertengahan 40 itu namanya Egy, dan temannya yang berkumis itu bernama Romli. Pak Egy mengelusi pipiku sambil menyeringai mesum."Hehehe... cantik, mulus... wah beruntung banget kita malam ini !" katanya"Kenalan dulu dong non, namanya siapa sih ?" tanya Pak Romli sambil menyalami tanganku dan membelainya dari telapak hingga pangkalnya, otomatis bulu-buluku merinding dan darahku berdesir dielus seperti itu."Citra" jawabku dengan agak bergetar."Wah Citra yah, nama yang indah kaya orangnya, pasti dalemnya juga indah" Pak Egy menimpali dan disambut gelak tawa mereka."Non Citra coba sun saya dong, boleh kan ?" pinta Pak Romli memajukan wajahnyaAku tahu itu bukan permintaan tapi keharusan, maka kuberikan satu kecupan pada wajahnya yang tidak tampan itu."Ahh...non Citra ini di mobil lebih berani masak di sini cuma ngecup aja sih, gini dong harusnya" Kata Pak Egy seraya menarik wajahku dan melumat bibirku.Aku memejamkan mata mencoba meresapinya, dia makin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya sudah mulai meremas-remas payudaraku dari luar. Lidahnya masuk bertemu lidahku, saling menjilat dan berpilin, bara birahi yang sempat padam kini mulai terbakar lagi, bahkan lebih dahsyat daripada sebelumnya. Aku makin berani dan memeluk Pak Egy, rambutnya kuremas sehingga topi satpamnya terjatuh. Sementara dibawah sana kurasakan sebuah tangan yang kasar meraba pahaku. Aku membuka mata dan melihatnya, disana Pak Romli mulai menyingkap rokku dan merabai pahaku.Pak Egy melepas ciumannya dan beralih ke sasaran berikutnya, dadaku. Kaos ketatku disingkapnya sehingga terlihatlah buah dadaku yang masih terbungkus BH pink, itupun juga langsung diturunkan."Wow teteknya montok banget non, putih lagi" komentarnya sambil meremas payudara kananku yang pas di tangannya.Pak Romli juga langsung kesengsem dengan payudaraku, dengan gemas dia melumat yang kiri. Mereka kini semakin liar menggerayangiku. Putingku makin mengeras karena terus dipencet-pencet dan dipelintir Pak Egy sambil mencupangi leher jenjangku, dia melakukannya cukup lembut dibandingkan Pak Romli yang memperlakukan payudara kiriku dengan kasar, dia menyedot kuat-kuat dan kadang disertai gigitan sehingga aku sering merintih kalau gigitannya keras. Namun perpaduan antara kasar dan lembut ini justru menimbulkan sensasi yang khas.Tak kusadari rokku sudah terangkat sehingga angin malam menerpa kulit pahaku, celana dalamku pun tersingkap dengan jelas. Pak Romli menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku sehingga celana dalamku kelihatan menggembung. Tangan Pak Egy yang lainnya mengelusi belakang pahaku hingga pantatku. Nafasku makin memburu, aku hanya memejamkan mata dan mengeluarkan desahan-desahan menggoda. Aku merasakan vaginaku semakin basah saja karena gesekan-gesekan dari jari Pak Romli, bahkan suatu ketika aku sempat tersentak pelan ketika dua jarinya menemukan lalu mencubit pelan biji klitorisku. Reaksiku ini membuat mereka semakin bergairah. Pak Romli meraih tangan kiriku dan menuntunnya ke penisnya yang entah kapan dia keluarkan."Waw...keras banget, mana diamaternya lebar lagi" kataku dalam hati "bisa mati orgasme nih saya"Aku mengocoknya perlahan sesuai perintahnya, semakin kukocok benda itu makin membengkak saja.Pak Romli menarik tangannya keluar dari celana dalamku, jari-jarinya basah oleh cairan vaginaku yang langsung dijilatinya seperti menjilat madu. Kemudian aku disuruh berdiri menghadap tembok dan menunggingkan pantatku pada mereka, kusandarkan kedua tanganku di tembok untuk menyangga tubuhku."Asyik nih, malam ini kita bisa ngerasain pantat si non yang putih mulus ini" celoteh Pak Romli sambil meremasi bongkahan pantatku yang sekal.Aku menoleh ke belakang melihat dia mulai menurunkan celana dalamku, disuruhnya aku mengangkat kaki kiri agar bisa meloloskan celana dalam. Akhirnya pantatku yang sudah telanjang menungging dengan celana dalamku masih menggantung di kaki kanan."Pak masukin sekarang dong" pintaku yang sudah tidak sabar marasakan batang-batang besar itu menjejali vaginaku."Sabar non, bentar lagi, bapak suka banget nih sama vagina non, wangi sih !" kata Pak Romli yang sedang menjilati vaginaku yang terawat baik.ak Usep mendorong penisnya pada vaginaku, walaupun sudah becek oleh lendirku dan ludahnya, aku masih merasa nyeri karena penisnya yang tebal tidak sebanding ukurannya dengan liang senggamaku. Aku merintih kesakitan merasakan penis itu melesak hingga amblas seluruhnya. Tanpa memberiku waktu beradaptasi, dia langsung menyodok-nyodokkan penisnya dengan kecepatan yang semakin lama semakin tinggi. Pak Egy sejak posisiku ditunggingkan masih betah berjongkok diantara tembok dan tubuhku sambil mengenyot dan meremas payudaraku yang tergantung persis anak sapi yang sedang menyusu dari induknya. Pak Romli terus menggenjotku dari belakang sambil sesekali tangannya menampar pantatku dan meninggalkan bercak merah di kulitnya yang putih. Genjotannya semakin mambawaku ke puncak birahi hingga akupun tak dapat menahan erangan panjang yang bersamaan dengan mengejangnya tubuhku.Tak sampai lima menit dia pun mulai menyusul, penisnya yang terasa makin besar dan berdenyut-denyut menggesek makin cepat pada vaginaku yang sudah licin oleh cairan orgasme."Ooohh... oohh... di dalam yah non... sudah mau nih" bujuknya dengan terus mendesah "Ahh... iyahh... di dalam aja... ahh" jawabku terengah-engah di tengah sisa-sisa orgasme panjang barusan.Akhirnya diiringi erangan nikmat dia hentikan genjotannya dengan penis menancap hingga pangkalnya pada vaginaku, tangannya meremas erat-erat pinggulku. Terasa olehku cairan hangat itu mengalir memenuhi rahimku, dia baru melepaskannya setelah semprotannya selesai. Tubuhku mungkin sudah ambruk kalau saja mereka tidak menyangganya kuhimpun kembali tenaga dan nafasku yang tercerai-berai. Setelah mereka melepaskan pegangannya, aku langsung bersandar pada tembok dan merosot hingga terduduk di lantai. Kuseka dahiku yang berkeringat dan menghimpun kembali tenaga dan nafasku yang tercerai- berai, kedua pahaku mengangkang dan vaginaku belepotan cairan putih seperti susu kental manis."Hehehe...liat nih, air sperma saya ada di dalam vagina wanita kamu" kata Pak Romli pada Dimas sambil membentangkan bibir vaginaku dengan jarinya, seolah ingin memamerkan cairan spermanya pada Dimas yang mereka kira pacarku.Opps...omong-omong tentang Dimas, aku hampir saja melupakannya karena terlalu sibuk melayani kedua satpam ini, ternyata sejak tadi dia menikmati liveshow ini di sudut ruangan sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri. Kasihan juga dia pikirku cuma bisa melihat tapi tidak boleh menikmati, dasar buaya sih, begitu pikirku. Sekarang, Pak Romli menarik rambutku dan menyuruhku berlutut dan membersihkan penisnya, Pak Egy yang sudah membuka celananya juga berdiri di sebelahku menyuruhku mengocok penisnya.Hhmmm...nikmat sekali rasanya menjilati penisnya yang berlumuran cairan kewanitaanku yang bercampur dengan sperma itu, kusapukan lidahku ke seluruh permukaannya hingga bersih mengkilap, setelah itu juga kuemut-emut daerah helmnya sambil tetap mengocok milik Pak Egy dengan tanganku. Aku melirik ke atas melihat reaksinya yang menggeram nikmat waktu kugelikitik lubang kencingnya dengan lidahku."Hei, sudah dong saya juga mau disepongin sama si non ini" potong Pak Egy ketika aku masih asyik memain-mainkan penis Pak Romli.Pak Egy meraih kepalaku dan dibawanya ke penisnya yang langsung dijejali ke mulutku. Miliknya memang tidak sebesar Pak Romli, tapi aku suka dengan bentuknya lebih berurat dan lebih keras, ukurannya pun pas dimulutku yang mungil karena tidak setebal Pak Romli, tapi tetap saja tidak bisa masuk seluruhnya ke mulut karena cukup panjang. Aku mengeluarkan segala teknik menyepongku mulai dari mengulumnya hingga mengisap kuat-kuat sampai orangnya bergetar hebat dan menekan kepalaku lebih dalam lagi. Waktu sedang enak-enak menyepong, tiba- tiba Dimas mengerang, memancingku menggerakkan mata padanya yang sedang orgasme swalayan, spermanya muncrat berceceran di lantai. Pasti dia sudah horny banget melihat adegan-adegan panasku.Merasa cukup dengan pelayanan mulutku, Pak Egy mengangkat tubuhku hingga berdiri, lalu dihimpitnya tubuhku ke tembok dengan tubuhnya, kaki kananku diangkat sampai ke pinggangnya. Dari bawah aku merasakan penisnya melesak ke dalamku, maka mulailah dia mengaduk-aduk vaginaku dalam posisi berdiri. Berulang-ulang benda itu keluar-masuk pada vaginaku, yang paling kusuka adalah saat-saat ketika hentakan tubuh kami berlawanan arah, sehingga penisnya menghujam vaginaku lebih dalam, apalagi kalau dengan tenaga penuh, kalau sudah begitu wuihh... seperti terbang ke surga tingkat tujuh rasanya, aku hanya bisa mengekspresikannya dengan menjerit sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku, untung gedung ini sudah kosong, kalau tidak bisa berabe nih. Sementara mulutnya terus melumat leher, mulut, dan telingaku, tanganya juga menjelajahi payudara, pantat, dan pahaku. Gelombang orgasme kini mulai melandaku lagi, terasa sekali darahku bergolak, akupun kembali menggelinjang dalam pelukannya. Saat itu dia sedang melumat bibirku sehingga yang keluar dari mulutku hanya erangan- erangan tertahan, air ludah belepotan di sekitar mulut kami. Di sudut lain aku melihat Pak Romli sedang beristirahat sambil merokok dan mengobrol dengan Dimas.Pak Egy demikian bersemangatnya menyetubuhiku, bahkan ketika aku orgasmepun dia bukannya berhenti atau paling tidak memberiku istirahat tapi malah makin kencang. Kakiku yang satu diangkatnya sehingga aku tidak lagi berpijak di tanah disangga kedua tangan kekar itu. Tusukan-tusukannya terasa makin dalam saja membuat tubuhku makin tertekan ke tembok. Sungguh kagum aku dibuatnya karena dia masih mampu menggenjotku selama hampir setengah jam bahkan dengan intensitas genjotan yang stabil dan belum menunjukkan tanda-tanda akan klimaks. Sesaat kemudian dia menghentikan genjotannya, dengan penis tetap menancap di vaginaku, dia bawa tubuhku yang masih digendongnya ke arah kloset. Disana barulah dia turunkan aku, lalu dia sendiri duduk di atas tutup kloset."Huh...capek non, ayo sekarang gantian non yang goyang dong" perintahnyaAkupun dengan senang hati menurutinya, dalam posisi seperti ini aku dapat lebih mendominasi permainan dengan goyangan-goyangan mautku. Tanpa disuruh lagi aku menurunkan pantatku di pangkuannya, kuraih penis yang sudah licin itu dan kutuntun memasuki vaginaku. Setelah menduduki penisnya, aku terlebih dahulu melepaskan baju dan bra-ku yang masih menggantung supaya lebih lega, soalnya badanku sudah panas dan bemandikan keringat, yang masih tersisa di tubuhku hanya rokku yang sudah tersingkap hingga pinggang dan sepasang sepatu hak di kakiku. Aku menggoyangkan tubuhku dengan gencar dengan gerakan naik- turun, sesekali aku melakukan gerakan meliuk sehingga Pak Egy mengerang karena penisnya terasa diplintir. Kedua tangannya meremasi payudaraku dari belakang, mulutnya juga aktif mencupangi pundak dan leherku.Tiba-tiba aku dikejutkan oleh tangan besar yang menjambak rambutku dan mendongakkan wajahku ke atas. Dari atas wajah Pak Romli mendekat dan langsung melumat bibirku. Dimas yang sudah tidah bercelana juga mendekatiku, sepertinya dia sudah mendapat ijin untuk bergabung, dia menarik tanganku dan menggenggamkannya pada batang penisnya."Mmpphh... mmmhh !" desahku ditengah keroyokan ketiga orang itu. Toilet yang sempit itu menjadi penuh sesak sehingga udara terasa makin panas dan pengap."Ayo dong Citra... emut, sepongan kamu kan mantep banget"Dimas menyodorkan penisnya kemulutku yang langsung kusambut dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma sperma pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya dimana masih tersisa sedikit cairan itu, kupakai ujung lidah untuk menyeruput cairan yang tertinggal di lubang kencingnya. Ini tentu saja membuat Dimas blingsatan sambil meremas-remas rambutku. Aku melakukannya sambil terus bergoyang di pangkuan Pak Egy dan mengocok penisnya Pak Romli, sibuk sekali aku dibuatnya.Sesaat kemudian penisnya makin membesar dan berdenyuk-denyut, lalu dia menepuk punggungku dan menyuruhku turun dari pangkuannya. Benar juga dugaanku, ternyata dia ingin melepaskan maninya di mulutku. Sekarang dengan posisi berlutut aku memainkan lidahku pada penisnya, dia mulai merem-melek dan menggumam tak jelas. Seseorang menarik pinggangku dari belakang membuat posisiku merangkak, aku tidak tahu siapa karena kepalaku dipegangi Pak Egy sehingga tidak bisa menengok belakang. Orang itu mendorongkan penisnya ke vaginaku dan mulai menggoyangnya perlahan. Kalau dirasakan dari ukurannya sih sepertinya si Dimas karena yang ini ukurannya pas dan tidak menyesakkan seperti milik Pak Romli. Ketika sedang enak-enaknya menikmati genjotan Dimas penis di mulutku mulai bergetar"Aahhkk... saya mau keluar... non"Pak Egy kelabakan sambil menjambaki rambutku dan creett...creett, beberapa kali semprotan menerpa menerpa langit-langit mulutku, sebagian masuk ke tenggorokan, sebagian lainnya meleleh di pinggir bibirku karena banyaknya sehingga aku tak sanggup menampungnya lagi.Aku terus menghisapnya kuat-kuat membuatnya berkelejotan dan mendesah tak karuan, sesudah semprotannya berhenti aku melepaskannya dan menjilati cairan yang masih tersisa di batangnya. Dengan klimaksnya Pak Egy, aku bisa lebih berkonsentrasi pada serangan Dimas yang semakin mengganas. Tangannya merayap ke bawah menggerayangi payudaraku. Dimas sangat pandai mengkombinasikan serangan halus dan keras, sehingga aku dibuatnya melayang-layang. Gelombang orgasme sudah diambang batas, aku merasa sudah mau sampai, namun Dimas menyuruhku bertahan sebentar agar bisa keluar bersama. Sampai akhirnya dia meremas pantatku erat-erat dan memberitahuku akan segera keluar, perasaan yang kutahan-tahan itu pun kucurahkan juga. Kami orgasme bersamaan dan dia menumpahkannya di dalamku. Vaginaku serasa banjir oleh cairannya yang hangat dan kental itu, sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakanganku.Aku langsung terkulai lemas di lantai dengan tubuh bersimbah peluh, untung lantainya kering sehingga tidak begitu jorok untuk berbaring di sana. Vaginaku rasanya panas sekali setelah bergesekan selama itu, dengan 3 macam penis lagi. Lututku juga terasa pegal karena dari tadi bertumpu di lantai. Setelah merasa cukup tenaga, aku berusaha bangkit dibantu Dimas. Dengan langkah gontai aku menuju wastafel untuk membasuh wajahku, lalu kuambil sisir dari tasku untuk membetulkan rambutku yang sudah kusut. Aku memunguti pakaianku yang berserakan dan memakainya kembali. Kami bersiap meninggalkan tempat itu.
"Lain kali kalau melakukan hubungan badan hati-hati, kalau ketangkap kan harus bagi-bagi" begitu kata Pak Egy sebagai salam perpisahan disertai tepukan pada pantatku.
"Citra... Citra... sori dong, kamu marah ya !" kata Dimas yang mengikutiku dari belakang dalam perjalananku menuju tempat parkir.
Dengan cueknya aku terus berjalan dan menepis tangannya ketika menangkap lenganku, dia jadi tambah bingung dan memohon terus. Setelah membuka pintu mobil barulah aku membalikkan badanku dan memberi sebuah kecupan di pipinya seraya berkata
"Saya nggak marah kok, malah enjoy banget, lain kali kita coba yang lebih gila yah, see you, good night"
Dimas hanya bisa terbengong di tengah lapangan parkir itu menyaksikan mobilku yang makin menjauh darinya.
Tamat

» Read More...

Sales Promotion Girl

Namaku Adi, aku mahasiswa salah satu universitas swasta terkenal di jurusan ilmu komputer di Jakarta. Kejadian ini terjadi saat pameran GAIKINDO AUTO EXPO 11th, di Jakarta Convention Center, Senayan. Malam itu malam penutupan pameran tanggal 29 Juli 2001, aku bersama geng-ku datang ke pameran itu, di sana banyak Sales Promotion Girl (SPG) yang cantik, seksi, dan mengundang nafsu, dengan baju tank top ketat dan rok mini mereka menawarkan "produk" mereka agar laku dijual ke para pengunjung, terutama laki-laki hidung belang.Pameran itu juga dimeriahkan dengan kehadiran para penari erotis di stand Isuzu, Peugeot, Daihatsu, dan peragaan busana yang membuat air liur menetes di stand BMW. Aku hanya bisa meneteskan air liur saja melihat mobil mewah dan cewek cantik yang merupakan kombinasi kenikmatan hidup bagi seorang lelaki sejati, maklum aja, aku belum punya pacar dan hanya naik motor Tornado hijau butut ke kampus dan sehari-hari aku menjadi sales aksesories HP dan jual-beli HP bekas. Terutama Samsung SGH-600.
Aku pergi bersama-sama anak-anak geng-ku, yaitu bosku, Joni, dia yang menyediakan transportasi yaitu Panther merah New-Royale tahun 1997. Konon kabarnya, ia pernah merampas kesucian tiga gadis teman SMU-ku sekaligus pada malam yang sama saat mereka "piknik" di villa-nya di Ciater. Memang uang dan kekuasaan pasti akan membawa kenikmatan tersendiri bagi orang yang memilikinya. Kami satu geng merupakan teman sejak di SMU Negeri **. jumlah geng kami hanya berjumlah 7 orang dan semuanya "batangan" alias tidak ada cewek-nya.Tak kusangka dari sekian banyak SPG cantik, terlintas olehku Lingga, cewek bunga kelasku yang pernah "mempermainkan"-ku bersama kedua temannya Susan dan Siska, April lalu. Timbul niat jahatku untuk membalas perbuatan jahatnya padaku, karena dia pula ujian Kalkulus-ku dapat nilai D. karena saat ujian dia duduk tepat di depanku, dan CD-nya mencuat ke permukaan, terang saja saat ujian aku tak dapat konsentrasi dan mengerjakan soal dengan benar. Dia menjaga stand **** (edited).Langsung kuhampiri dia dan menanyakan kabarnya,
"Hi, Kok kamu ada di sini?"
"Iya, udah seminggu nih," jawabnya santai.
Kami berbincang-bincang sebentar dan kuperkenalkan pada teman-temanku, mereka ngobrol, dan Joni bosku menawarkan tumpangan pulang, karena sudah sekitar jam 21.00, dan pameran hampir usai, maka Lingga tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran bosku. Dia langsung berkemas dan tidak ganti baju lagi karena katanya dia kenal dengan pemilik perusahaan itu.
Dia minta diantarkan ke kostnya di Jln. **** (edited) tempat kami berempat "bermain" dulu. Untuk ukuran SPG, busananya tergolong sopan dan tertutup, dia mengenakan kaos ketat hitam yang tertutup sampai leher dan siku, dan rok pendek hitam yang hanya 5 cm di atas lutut. Setelan warna hitamnya sangat serasi dipadupadankan dengan kalung di lehernya dan Nokia 8810 digantungkan di depan dadanya.Kami berjalan menuju mobil, entah apa yang dipikirkan Lingga saat ia menerima ajakan tadi, apakah ia sudah tidak waras? Lingga duduk di bangku depan kami berdelapan masuk, dan Joni langsung tancap gas menuju rumahnya, Lingga bingung, tapi Joni bilang dia tahu jalan pintas ke **** (edited). Ternyata Joni memang berhati iblis, dia membawa kami ke rukonya di bilangan Mangga Dua, setelah itu Lingga mencoba berontak, tapi kami semua berhasil melumpuhkannya dengan memegang erat pergelangan tangannya dan meremas-remas dengan keras payudaranya dari arah belakang dan depan. Ia pun lemas tak berdaya seketika.Kami memapah Lingga ke kamar Joni, kebetulan orangtua Joni sedang liburan ke Lido. Joni segera mengambil Handycam-nya dan koleksi VCD porno-nya yang hampir menyamai koleksi di Glodok, karena waktu SMA dia terkenal suka memborong di Glodok, jadi dia memang sangat berpengalaman dalam hal itu, termasuk kami semua juga. Lingga masih dalam keadaan sadar dan kami merebahkannya terlentang di ranjang Joni yang sudah banyak memakan korban para gadis tak berdosa sebelumnya. Dia sudah pasrah dan sedikit terangsang karena stimulasi kami yang dahsyat tadi di garasi sebelumnya. Joni sudah dalam keadaan stand-by, kami melempar undian siapa yang maju duluan, mujurnya aku menang dan dapat kehormatan maju bertempur dahulu, yang lain harap sabar mengantri giliran. Semua pasti kebagian.Sebelum mulai, Lingga minta ijin melepas kalung miliknya, dia taruh di tempat yang aman, dan kami mulai main seperi pada April lalu. Aku melucuti pakaiannya mulai dari kaos ketat hitamnya bertuliskan "I’m **** (edited)", kurampas HP-nya dan bra-nya yang sudah membesar dari yang dulu, sekitar ukuran 33B sudah familiar denganku. Kubuka kait branya, dan kurenggangkan tungkai kakinya, mulai kudodori roknya dan kutarik CD-putihnya, sekejap tubuhnya terlentang tanpa sehelai benang pun. Kusodorkan penisku yang sudah siaga 1, sementara Joni merekam semua gerakan kami tadi dan menyetel VCD porno di VCD player portable-nya untuk menambah gairah kami semua. Lingga mulai mengulum dari kepala sampai testis, dia kelihatan senang sekali melakukannya dan keahliannya meningkat dari yang dulu. Tanganku langsung meremas-remas buah dadanya sampai ia sesak nafas. Kami lanjutkan dengan ber-doggy ria, setelah 15 menit, karena aku tahu diri masih banyak yang ngantri dan aku sudah mulai mau ejakulasi, jadi kutumpahkan saja di vaginanya yang bulu kemaluannya rada pitak karena kucabuti sebagai souvenir April lalu dan mempersilakan giliran selanjutnya.Giliran selanjutnya adalah teman sekelasku, Norman, badannya kecil dan kurus, mungkin bukan lawan yang berarti bagi Lingga, tapi Norman memberikan Lingga kesempatan ambil nafas dulu, karena Norman juga sudah sering ML sebelumnya dengan pacarnya di apartemen Hotel **** (edited), dia sangat pandai mengatur ritme dan garang, tapi sayang hanya tahan selama 2 menit saja, sama lamanya dengan buang air kecil di WC. Lingga terlihat kurang puas.Kontestan berikutnya Hendra, anak Jelambar ini sering mengetes kemampuannya setiap minggu di Kali Jodo. Badannya, anu-nya kecil, pendek, kurus tapi bulu kemaluannya keriting, kalo dilihat sekilas seperti domba berbulu hitam. Dia cukup baik terutama saat melakukan gaya misionaris, terlihat sekali stamina yang sudah sering terlatih sebelumnya.Edy segera bersiap-siap, rambut bulenya yang baru dicat memang mirip dengan warna rambut Lingga, dan ternyata bulu kemaluannya juga dicat bule, entah salon mana yang mau melakukan layanan seperti itu. Dia tahan selama waktu 5 menit, itupun sudah dibantu Lingga dengan gaya emansipasi-nya. Mungkin Edy butuh banyak latihan lagi. Padahal ia termasuk penggemar berat gambar porno Vivian Shu, karena banyak sekali posternya di kamar Edy.Yanto segera mengambil posisi seperti saat dia menunggang RX-King kesayangannya, dia memang sangat sayang motornya. Dia menunggangi Lingga dengan kuat sekali seperti saat ngetrek di Kemayoran, karena Yanto tiap hari melewati Kemayoran untuk ke kampusnya di Sunter. Dia mampu bertahan sekitar 7 menit.Akhirnya datang juga yang kita tunggu-tunggu yaitu Joni, giliran aku yang memegang Handycam, dia mulai dengan foreplay yang sangat menjanjikan walaupun Lingga terlihat mulai lelah, tapi tetap dicekoki penisnya sepanjang 25 cm, dimasukkan ke rongga mulut dan vaginanya yang sudah kotor dipompa dengan full power, Lingga mendesah-desah dan mulai berteriak kesakitan, karena puting susunya sudah ditarik-tarik oleh tangan Joni yang memang sangat handal sekali, karena latihan teratur dan penghayatan peran yang sempurna dijalankan selama hampir setengah jam. Lingga langsung lemas tak berdaya lagi.Setelah selesai pergelaran aksi Joni tadi, keadaan hening sejenak, hanya terdengar suara erangan Lingga yang sedang orgasme untuk kesekian kalinya, entah tak terhitung berapa liter sperma yang mengenang di vaginanya dan yang sudah ditelan melalui rongga mulutnya. Lingga komplain, "Lu orang beraninya maen keroyokan, entar gua bawa temen-temen gua biar kita imbang, kita liat siapa yang bisa tahan paling lama." Entah berapa puluh cowok yang menjadi lawan mainnya atau mungkin juga cewek, karena Lingga termasuk cewek penganut hiper-biseks tulen. Kami memberinya time out untuk menge-charge battery-nya yang sudah terkuras habis.Berikutnya adalah giliran teman sekelasku di PCM, Yosef ingin mempertontonkan hasil pertapaannya di salah satu diskotek di kawasan Mangga Besar. Di sana reputasinya cukup dikenal para WTS sebagai "Peraba ulung", hampir tak ada satupun WTS di daerah itu baik senior ataupun yang bau kencur yang belum pernah dicoba olehnya. Ia mengambil kuda-kuda dan mulai memasukkan penisnya ke rahim Lingga dan dikocok ke segala arah, naik dan turun. Lingga menanggapinya dengan serius sekali, dari matanya terpancar kenikmatan dan dari desahannya kutahu dia sangat menikmati permainan kami. Tampang Yosef memang bisa menipu orang banyak, dengan potongan rambut culun dan kaca mata tebal seperti engkong-engkong, tapi permainannya memang sangat berpengalaman dan aku hanya merekam gerakan-gerakan tadi. Tiba-tiba tangan Lingga menegang karena tak kuasa menahan sakit dan mencoba memegang sisi ranjang untuk pegangan. Karena iseng, kutaruh penisku di atas tangannya dan kusuruh dia meremas-remas, tapi aku tahu saat itu sedang giliran Yosef dan dia mulai menggunakan gaya family style yang tak dapat ditandingi oleh Lingga. Yosef puas setelah men-doggy dan memaksa Lingga menelan dan menjilat spermanya baik dengan bibir mulut dan bibir kemaluannya.Lingga sudah tak tahan lagi, kali ini dia baru menemukan lawan-lawan yang sepadan dengan kemampuannya. Lingga mencoba bertahan dan mencoba bangun berdiri, karena semua orang sudah mengambil gilirannya. Terdengar suara motor masuk ke dalam ruko Joni, ternyata itu adalah motor Supra Millenium milik Dody, teman geng kami yang berprofesi sebagai sales VCD porno. Dia langsung naik ke kamar Joni, dan satu hal yang tak pernah berubah darinya adalah sifat tak tahu malunya. Ketika melihat ada cewek telanjang lagi nganggur, tanpa ba bi bu walaupun Lingga saat itu tengah mencoba bangkit langsung dilumpuhkan dengan tembakan peluru karetnya yang terkenal dahsyat. Kontan saja Lingga kembali tergeletak dan langsung dipaksa melakukan gaya-gaya yang sering ditontonnya berulang kali di VCD BF dagangannya itu. Herannya ia tanpa minta permisi dulu, baik pada kami atau pada Lingga, santapannya saat itu.Saat ia tahu Lingga sudah bekas kami dan sudah tak ada tenaga lagi, ia tetap pantang mundur dan terus ML dengan berbagai gayanya membuat pantat Lingga kembang kempis dengan sodokan penisnya yang sangat besar, tubuh Lingga disetnya dalam posisi duduk berhadapan dan payudara Lingga diemutnya seperti bayi sedang menyusu, cairan putih kental mulai berceceran di selangkangan Lingga, untuk kesekian kalinya ia orgasme lagi. Dody dengan baiknya mau membersihkan cairan itu dengan cara dijilat dan dihisapnya sampai daerah lubang kemaluan sampai tulang selangka dan pangkal paha Lingga mengkilat seperti mobil habis dipoles, tapi sayang sekarang jadi penuh dengan bau ludah Dody.Karena kami tak tahan dengan bau busuk itu, begitupun juga dengan Lingga, maka ia bergegas menuju kamar mandi ingin membilas tubuhnya. Joni melarang pintu kamar mandi ditutup, jadi Lingga mandi dengan ditonton live kami berdelapan dan direkam di Handycam. Lingga mandi sambil masturbasi dengan menggosok-gosok payudaranya dan memasukkan jari tengahnya ke vagina sambil disiram dengan shower, ia mengambil posisi jongkok dan mulai kencing, baru kali ini kulihat wanita kencing tepat di hadapanku, lalu bulu kemaluannya jadi tersisir rapi dibasahi oleh air pancuran yang kencang. Untung saja semua kejadian tadi sudah direkam olehku.Kutaruh Handycam di tempat yang memungkinkan untuk mengambil fokus yang baik, lalu aku masuk kamar mandi dengan senjata yang sudah tegak 90 derajat lagi dan kemudian diikuti oleh teman-temanku. Kami mengerumuni Lingga dari 8 penjuru arah angin, ia tak berkutik dan hanya memegang pancuran, kami menggiringnya dengan mengacungkan senjata kami ke tubuhnya, belahan pantatnya dan lubang vaginanya. Kami paksa Lingga keluar kamar mandi untuk melakukan gaya pamungkas kami. Mungkin baru kami di dunia ini yang pernah mempraktekkan gaya ini, Lingga kami telungkupkan di atas Joni, dan Joni mulai memasukkan penisnya ke lubang vaginanya, dilanjutkan dengan Yanto dengan tunggangan penisnya di lubang anus Lingga. Ia terlihat mulai tak tahan, dan mulai berteriak-teriak. Tapi aku masukkan penisku di mulutnya, seketika ia tersumpal dan tak bersuara lagi. Dilanjutkan dengan Hendra yang mengangkat tungkai kaki kiri Lingga dan Norman di kaki kanan sambil meremas areal pantat Lingga yang masih kosong. Edy menaruh tangan kiri Lingga di atas penisnya dan mulai diremas oleh Lingga, Edy membalas dengan meremas payudara kiri Lingga dan Yosef juga melakukan hal yang sama tapi ia beroperasi di daerah sayap kanan. Seketika Lingga kehilangan keseimbangan. Dody naik ke atas punggung Lingga untuk menjaga keseimbangan kami dan ia mulai membalut penisnya dengan rambut Lingga dan dengan kejamnya ia menjambak rambut Lingga sampai rontok beberapa helai. Kami bertahan selama 5 menit lamanya.Setelah formasi kami runtuh, terasa sekali betapa lelahnya memperagakan gaya tersebut. Apalagi Lingga yang menjadi objek, tapi kurasa ia menikmatinya. Kami mulai ejakulasi lagi, kali ini kami serentak menyemprotkan ke dalam rahimnya, kalau nanti Lingga sampai hamil, entah siapa ayah anak itu nanti. Sebenarnya aku kasihan juga pada dia, tapi dia bersikeras untuk melakukan hal itu, dan satu persatu bergiliran penis kami dibersihkan dengan juluran lidahnya sampai bersih semua. Dan kami mencabuti bulu kemaluannya untuk oleh-oleh kami buat mengenang masa indah ini, setiap orang dapat sekitar 7 helai. Hutan yang lebat tadi kami gunduli, entah kapan hutan itu di-"reboisasi" lagi.Sudah hampir tengah malam, Lingga minta diantar pulang, kali ini benar-benar pulang ke rumah kost-nya. Joni menyiapkan mobil Panther Sporty silver dan mengantar Lingga pulang, entah apakah Joni minta tambah lagi di mobil atau mungkin di tempat kost-nya, tapi kurasa tidak, karena dia sudah terlalu lelah, untuk menyetir saja, kakinya terlihat gemetaran dan sempoyongan, jelas tak akan kuat untuk ronde berikutnya. Dan yang lainnya pulang naik mobil Norman, Escuddo.
Tamat

» Read More...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cari Blog Ini