
Cerita Panas Terbaru: Bayar Listrik Berhadiah Ngentot| Cerita Dewasa – Ini adalah pengalaman saya dengan Bu Edi, tetangga saya. Waktu itu kira-kira jam 9 pagi saya berniat mau kerumahnya untuk membayar listrik karena memang dibantu oleh beliau dengan menyalur listrik di rumahnya krn kebetulan belum pasang listrik sendiri… Cerita Tante Girang Terbaru, KLIK [ DISINI ] Trus sesampai dirumahnya ternyata sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah. Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku ketuk pintu rumah bu Edi… “Pagi bu” sapaku “Eh, mas leo…,masuk..” Cerita Panas : Bayar Listrik Berhadiah Ngentot | Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi dengan menggunakan daster tanpa lengan yang serba tipis dan mini sehingga terlihat tubuh bu edi yang montok..”Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak…” kataku dalam hati “Ini bu, saya mau bayar listrik untuk bulan ini dan bulan depan. Saya dobel aja, kebetulan ada rejeki…” aku memulai pembicaraan. “Oalah….kenapa kok pake didobel segala sih mas?? Gak apa2 kok bayar satu aja dulu, khan tanggalnya jg msh muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa dipakai dulu…” katanya. “Ah gak apa2 kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bln depan saya jd bingung bayarnya….” Jawabku. “Mas leo ini bisa aja..masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah. “Iya bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi. “Kalo gitu tunggu ya,,ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas apa dingin??” tanyanya lagi. “Ah gak usah repot2 bu….bentar lagi juga pulang kok..” seruku. “Udah gak apa2…kopi ya?? Biar gak buru2 pulang…” katanya lagi. “Boleh deh bu, terima kasih…..” jawabku sambil tersenyum. Ibu Edi pun langsung masuk kedapur, Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya tidak kurang. Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi. “Silakan diminum mas…” “Terima kasih bu..” Jawabku. Bu Edi duduk disampingku sambil membuka2 lembaran buku catatan pembayaran listrik bulan lalu. Aku mencium aroma wangi sekali, ditambah pemandangan indah krn daster bu edi agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi. Nampaknya bu edi baru selesai mandi. Aku merasakan ****** aku mulai membesar melihat pemandangan yahud ini… “Nah ini mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin, delapan puluh lima ribu. Jadi dibayar dobel kah?” Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana. “Eh….oh…iya bu, jadi bayar dobel. Berarti totalnya berapa bu??” Jawabku sekenanya. “Berarti ya seratus tujuh puluh ribu…” kata bu edi sambil senyum. “Oh…eh….ii….iya bu saya bayar semua. Ini a…ada dua ratus ribu saya titipkan semua aja..” kataku gugup. Bagaimana tidak. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose bu edi sangat menantang, dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga.. “Lho kok kaget?? Kenapa?? Dibayar satu dulu aja gak apa2 kok mas” katanya. “eh…anu….nggak kok bu. Beneran saya ada kok. Saya bayar semua aja..” kataku sambil melirik belahan dada bu edi yg begitu menantang.. Nampaknya bu edi mengetahui aku menyelidiki dadanya yg sekal itu..Namun bu edi hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya. “Ya udah kalo gitu gak apa2 deh. Emang mas leo liatin apa sih koq kayaknya jadi gak konsentrasi gitu??” “Oh…eh…nggak kok bu.., anu….” aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang ku. “Kopinya diminum gih mas,, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum. “Masalah duitnya ntar aja deh, keliatannya mas leo lagi bingung gitu…” katanya sambil tersenyum nakal. Tiba2 bu edi menyentuh pahaku, “dari tadi ngliatin ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya. “Oh….eh….anu…itu….gak sengaja bu…” jawabku makin gugup “Gak sengaja apa gak sengaja?? Koq diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?” katanya sambil semakin mendekat ke aku. “Suka ya???” Tanyanya lagi “Mau??” aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang krn bu edi mengelus-elus pahaku. “Eh..m..m…maksud ibu??” Srup bibirnya bu edi langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas ****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo saat ini aku bermesraan dengan bu edi, yang selalu jadi fantasi sex ku. Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas payudara bu edi yang tadinya hanya aku liatin saja. Kami saling melumat dan tangan bu edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku pun mulai menelusup dari sela-sela daster bu edi dan masuk ke dalam BHnya. Aku mainkan dan aku pilin-pilin puting susu bu edi yang mulai mengeras. Download Video Bokep Lengkap, KLIK [ DISINI ] “Terus mas leo…ssshhs, enak banget..” dan tangan bu edi mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat. “Mas…kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..” Dan kemudan mencium bibirku. Bu edi langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh bu edi kini tinggal berbalut BH dan cd saja. Kemudian sambil menatapku nakal bu edi mulai membuka bh dan cd nya. Kini bu edi telah telanjang bulat dihadapanku… “Wow bener2 seksi nih….” Gumamku sambil memelototi tubuh bu edi satu per satu dari atas sampai bawah. Tubuh bu edi memang sangat mulus, kulitnya putih, payudaranya begitu menantang dengan puting kemerahan yg mengacung. Apalagi memek bu edi, begitu indah dengan klitoris yg menonjol, serta tidak ada satu helaipun bulu jembutnya..nampak sehabis dicukur. “Kok malah bengong mas leo….sini dong” Bu Edi duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku. “Waaahhh….. mas…ini besar banget, apa begini ya kalo orang arab?” Kebetulan memang aku keturunan arab….”lebih besar dari punya suamiku nih….wah muat gak ya??” kata bu edi sambil mengelus-elus ****** ku, sesekali dijilati ujung hingga buah pelirku jg tak lepas dari jilatan bu edi. Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini. Bu edi kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati. Ouh..bu enak banget bu, terus bu. Kemudian bu edi berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapan istriku…. “ahh….Terus bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut bu edi sehingga mulut bu edi terlihat penuh. Sesekali bu edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku. Ternyata bu edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara bu edi sambil aku jilat lehernya. Payudara nya jg tak luput dari jilatan dan remasanku sampai aku mulai mengulum putingnya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit2 kecil putingnya dan bu edi melenguh nikmat karenanya…. Perlahan aku baringkan bu edi sambil terus melumati payudaranya. Ciumanku turun ke perutnya..”Bener2 putih dan perfect tubuh ini” batinku. “Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas leo pinter…..eeehmm..” bu edi mengeliat. Aku pun menjulurkan lidahku ke memeknya, asin, ternyata cairannya bu edi banyak banget keluar. Memek yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya.. Aku pun mengangkangkan kakinya agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit pelan-pelan. Ouch…nikmat banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam memeknya dan bu indah pun menggelinjang keenakan…. Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…” Tak lama kemudian bu edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mepercepat permainan fucking finger ku di memeknya.. “Shhhhh…,uhhhhffff…aku mau keluar mas..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……” Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret..cret..” Cairan bu edi menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih. Bu edi keliatan lemas….aku pun kembali berjongkok di atas kepala bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku.. Bu edi pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut bu edi. Sementara memek bu edi kembali basah dan aku terus mengelus elusnya. Aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring.. Kulumat bibir bu edi yang sensual dan menggemaskan, sambil tanganku memainkan klitorisnya.. “Shh..uhf.. nikmat banget mas…aaahh….masukin sekarang mas….auuhhhh..cepet mas aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.” Bu edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh payudaranya… Kini bibir memek bu edi muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina bu edi dan mulai menggesek-gesekannya.. ”sssshhhh….aaahh…uuuhhh ayo maas masukin dong…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina bu edi yang sudah basah. “Ouhhhh….pelan-pelan mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata memek bu edi masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus memek bu edi…semakin lama semakin cepat.. “Ouh..terus mas…..iih…ahhh….sshhhh…”. Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan…..aku ciumin payudara bu edi…lalu aku kulum putingnya…Dan secara tiba2 aku goyang lagi dengan gerakan menekan dan memutar. “Shhhhhh…..ahhhhhh,,,masss pinter banget kamu…a.oooohhh…..enak mas….” Bu edi meracau tak karuan. Kemudian tubuh bu edi mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali.. “Ouh..aku keluar lagi mas…..enak mas…..enak banget,” Aku pun membalikkan badan bu edi dan ternyata bu edi langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukan kontolku kedalam memek bu edi.. “Ouhh…..mas….kamu kuat banget….ahhhhhh…..leo…..terus sayang…..nikmat banget “ Aku terus memompa memek bu edi sambil meremas-remas payudara bu edi yang bergelantungan.. ”Ouh..ahh..terus mas….,aku gak tahan lagi mas….ahhhhh….. “ rintih bu edi. Aku pun merasa ada yang mau keluar dari kontolku,,,,aku semakin mempercepat kocokanku di memek bu edi. “huffft….aahhh….oh….sayang….aku mau keluar nih…” seruku. Aku tak peduli lagi dengan beda usia kami. Aku panggil bu edi dengan sayang. “ahhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….shhhshhhh…” teriaknya. Rupanya tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan cret…cret…..cret….ahhhh…..sayang…..uuuhhhh” teriakku mengiringi semprotan spermaku ke memek bu edi. “Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……” rintih bu edi. Aku merasa ada rasa hangat di sekujur kontolku…nampaknya bu edi orgasme lagi.. “aahh….” Kami berdua rebahan di kasur…bu edi tersenyum puas…lalu aku kecup bibirnya….. “makasih mas……enak bgt…..” ujar bu edi. “Iya sayang….aku juga merasa enak bgt….puaaaassss sama km….” seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi. Tanganku mulai meraba payudaranya lagi. “mas….aahhhh udah dulu mas…..capek….ssshhh..” “Iya sayang,,,,aku cm gemes aja sama ini …” jawabku sambil mencubit payudaranya.. Kami pun berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, bu edi melumat bibirku dan meremas kontolku…. “Uangnya dibawa aja dulu ya…..bln depan aja bayarnya…..” kata bu edi di sela2 ciuman kami. “Aku balas meremas payudaranya lalu aku kulum lagi bibirnya. “kalo bulan depan kelamaan….ini gak betah “ kataku sambil menunjuk kontolku. “Iya gampang….ntar aku sms kalo rumah lagi sepi….ok sayang…..”jawabnya.. “Dengan senang hati” jawabku dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku maikan puting payudaranya…. Aku pun pamitan pulang. Sejak itu kami jadi sering ML kalo rumah bu edi lagi sepi. Bahkan pernah juga di hotel kalo bener2 gak tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya. Dan aku juga sering dibebaskan bayar listrik karena bu edi puas dengan pelayanan yang aku berikan… Sekian….
» Read More...

Cerita Dewasa |Aku seorang pria berusia 40 tahun, wiraswastawan, dan bukan seorang petualang sex yang mencari cari hubungan sex dimana mana. Kejadian yang aku alami kira kira dua tahun yang lalu ini adalah suatu kebetulan belaka, meskipun harus kuakui bahwa aku sangat menikmatinya dan kadang berharap dapat mengulanginya lagi. Pekerjaanku membuatku banyak bertemu dengan ibu-ibu rumah tangga ditempat kediaman mereka. Beberapa langganan lama kadang menemuiku dengan masih berpakaian tidur ataupun daster. Pakaian tersebut kadang cukup minim dan tipis dan sering memperlihatkan tubuh si pemakai yang sering tanpa BH, maklum mereka kadang kadang belum mandi dan merias diri karena aku menemui mereka pagi pagi untuk mengejar waktu. Salah satu pelangganku setiaku, sebut saja Bu Linda, seorang Ibu rumah tangga berusia 40 tahunan, memintaku untuk datang ke tempatnya di suatu kompleks apartemen di bilangan Jakarta Barat. Seperti biasa aku datang pagi pagi pada hari yang dijanjikan. Bu Linda adalah pelanggan lamaku dan hubungan kami sudah cukup akrab, lebih sebagai teman dan bukan hubungan bisnis semata. Hari itu Bu Linda menemuiku dengan memakai daster longgar berdada agak rendah, panjangnya setengah paha, jadi cukup pendek. Cerita Tante Girang Terbaru, KLIK [ DISINI ] Beliau adalah seorang wanita yang cukup cantik, berkulit putih bersih (Chinese), langsing dengan pinggul lebar, pantat yang menonjol dan dada yang sedang sedang saja. Wanita yang menarik dan sangat ramah. Tapi ini bukanlah yang pertama kalinya ia menemuiku dalam pakaian seperti itu, bahkan pernah dengan pakaian tidur yang sangat tipis dan sexy, entah sengaja atau tidak, yang jelas, selama ini beliau tidak pernah menunjukkan tingkah laku yang mengundang ataupun berbicara hal hal yang menjurus. Dan akupun tidak pernah mencoba untuk melakukan tindakan yang mengarah kesitu, maklum, bukan gayaku, meskipun harus kuakui bahwa aku sering ingin juga melakukannya. Seperti biasa kami duduk disofa berhadap hadapan dan membicarakan bisnis. Setelah urusan bisnis selesai kami bercakap cakap seperti layaknya antar teman, tapi kali ini pandanganku sering tertuju kearah pahanya. Karena dia duduk dengan menyilangkan kaki maka hampir seluruh pahanya terpampang dengan jelas di hadapanku, begitu putih dan mulus. Bahkan kadang kadang sekilas terlihat celana dalamnya yang berwarna biru muda pada saat ia mengganti posisi kakinya. Dan yang lebih menggoda lagi, aku dapat melihat buah dadanya yang tidak terbungkus BH kalau beliau menunduk, meskipun tidak seluruhnya namun kadang aku dapat melihat pentilnya yang berwarna coklat tua. Sejak 4 hari aku tidak melakukan hubungan sex karena istriku sedang haid, padahal biasanya kami melakukannya hampir setiap hari. Karena itu aku berada dalam keadaan tegangan yang cukup tinggi. Pemandangan menggoda dihadapanku membuat aku agak gelisah. Gelisah karena kepingin, pasti, tapi gelisah terutama karena kontolku yang mulai ngaceng agak terjepit dan sakit. Disamping itu aku tidak ingin Bu Linda memperhatikan keadaanku. Hal ini membuat aku jadi salah tingkah, terutama karena kontolku sekarang sudah ngaceng penuh dan sakit karena terjepit. Aku ingin memohon diri, tapi bagaimana bangun dengan kontol yang ngaceng, pasti kelihatan. Sungguh situasi yang tidak mengenakkan. Bangun salah, dudukpun salah. Tiba tiba Bu Linda berkata, “Pak Yan (kependekan dari Yanto, namaku), kontolnya ngaceng ya?” Aku seperti disambar petir. Bu Linda yang selama ini sangat ramah dan sopan menanyakan apakah kontolku ngaceng, membuatku benar benar tergagap dan menjawab, “E.. iya nih Bu, tahu kenapa.” Bu Linda tersenyum sambil berkata, “Baru lihat paha saya sudah ngaceng, apa lagi kalau saya kasih lihat memek saya, bisa muncrat tuh kontol. Ngomong ngomong kontolnya engga kejepit tuh Pak?” Kali ini aku sudah siap, atau sudah nekat, entahlah, yang jelas aku segera berdiri dan membetulkan posisi kontolku yang dari tadi agak tertekuk dan berkata, “Mau dong Bu lihat memeknya, entar saya kasih lihat kontol saya dah.” Bu Linda pun berdiri dan mengulurkan tangannya kearah kontolku, memegangnya dari luar celana dan meremas remas kontolku, lalu berkata, “Bener nih, tapi lihat aja ya, engga boleh pegang.” Kemudian beliau melangkah mundur selangkah, membuka dasternya dan kemudian celana dalamnya dan berdiri dalam keadaan telanjang bulat dua langkah dihadapanku. Kemudian ia duduk kembali kali ini dengan mengangkangkan kakinya lebar lebar sambil berkata, “Ayo buka celananya Pak, saya ingin lihat kontol Bapak.” Sambil membuka pakaianku aku memperhatikan tubuh Bu Linda. Teteknya berukuran sedang, 36 B, putih dan membulat kencang, pentilnya coklat tua dan agak panjang, mungkin sering dihisap, maklum anaknya dua, lalu selangkangannya, bersih tanpa selembar bulupun, total dicukur botak, sungguh kesukaanku karena aku kurang suka memek yang berbulu banyak, lebih suka yang botak. Lalu bibir memeknya juga cukup panjang berwarna coklat muda, membuka perlahan lahan memperlihatkan lubang memek yang tampak merah muda dan berkilatan, agaknya sudah sedikit basah. Yang paling mengagumkan adalah itilnya yang begitu besar, hampir sebesar Ibu jariku, kepala itilnya tampak merah muda menyembul separuh dari kulit yang menutupinya, seperti kontol kecil yang tidak disunat, luar biasa, belum pernah aku melihat itil sebesar itu. Tangan Bu Linda mengusap usap bagian luar memeknya perlahan lahan, kemudian telunjuknya masuk perlahan lahan kedalam lubang memek yang sudah merekah indah dan perlahan lahan keluar masuk seperti kontol yang keluar masuk memek. Sementara tangan yang satu lagi memegang itilnya diantara telunjuk dan ibu jari dan memilin milin itilnya dengan cepat. Akupun tidak mau kalah dan mengusap usap kepala kontolku yang 14 cm, kemudian menggenggam batangnya dan mulai mengocok sambil terus memperhatikan Bu Linda. Bu Linda mulai mendesah desah dan memeknyapun mulai menimbulkan suara berdecak decak karena basah, tampak air memek yang berwarna putih susu mengalir sedikit membasahi selangkangannya. Kami onani sambil saling memperhatikan. Sungguh tidak pernah kusangka bahwa onani bareng bareng seorang wanita rasanya begitu nikmat. Saat hampir nyemprot, aku menahan kocokanku dan menghampiri Bu Linda yang terus menusuk nusuk memeknya dengan cepat. Aku berjongkok dihadapannya dan lidahkupun mulai menjilati memeknya. Bu Linda mencabut jarinya dan membiarkan aku menjilati memeknya, tangannya meremas remas kedua teteknya dengan keras. Aku menjulurkan lidahku kedalam lubang memek yang menganga lebar dan menusuk nusukkan lidahku seperti ngentot, Bu Linda mulai mengerang dan tak lama beliau menarik kepalaku kearah selangkangannya membuat ku sulit bernapas karena hidungku tertutup memek, kemudian terasalah memeknya berkedut kedut dan bertambah basah. Rupanya Bu Linda sudah memperoleh orgasme pertamanya. Tapi aku tidak puas dengan hanya menjilati lubang memeknya, sasaranku berikutnya adalah si itil besar. Mula mula kujilat jilat kepala itil yang menyembul dari kulit itu, lalu kumasukkan seluruh itilnya kemulutku dan mulailah aku menyedot nyedot sang itil. Belum pernah aku begitu merasakan itil di dalam mulut dengan begitu jelas, dalam hatiku berpikir, “Begini rupanya ngisep ‘kontol kecil’”. Maklum itilnya benar benar seperti kontol kecil. Bu Linda mengerang erang dan menggoyang goyangkan pinggulnya kekiri kekana sehingga aku terpaksa menahan pinggulnya dengan tanganku supaya sang itil tidak lepas dari hisapanku. Tidak lama beliau mengeluarkan lenguhan yang keras dan memeknya pun kembali berdenyut denyut dengan keras, kali ini dengan disertai cairan putih susu yang agak banyak. Rupanya orgasme kedua telah tiba. Aku melepaskan itilnya dari mulutku dan mulai menjilati cairan memeknya sampai bersih. Sungguh nikmat rasanya. Download Video Bokep Lengkap, KLIK [ DISINI ] Bu Linda tergolek dengan lemasnya seperti balon yang kurang angin. Akupun berdiri dan mulai mengocok ngocok lagi kontolku yang sudah begitu keras dan tegang. Mata Bu Linda mengikuti setiap gerakan tanganku mempermainkan kontolku. Saat aku hampir mencapai orgasme, kudekatkan kontolku ke mukanya dan Bu Linda segera membuka mulutnya dan menghisap kontolku dengan lembutnya. Aku sungguh tidak sanggup lagi bertahan karena hisapannya yang begitu nikmat, maka akupun menyemprotkan air maniku di mulutnya. Rasanya belum pernah aku menyemprot senikmat itu dan kontolku seolah olah tidak mau berhenti menyemprot. Begitu banyak semprotanku, tapi tidak tampak setetespun air mani yang keluar dari mulut Bu Linda, semuanya ditelan habis. Sejak itu kami selalu onani bareng kalau bertemu, dan percaya atau tidak, aku belum pernah memasukkan kontolku kedalam memeknya. Kami sudah sangat puas dengan ngocok bersama sama. Sayangnya beliau sekeluarga pindah keluar negri sehingga aku sekarang kehilangan temen ngocok bareng. Tapi kenangan itu tetap ada di hatiku. Mungkin ada diantara ibu-ibu atau pasangan yang suka ngocok bareng denganku, silahkan kirim e-mail, pasti akan kubalas. Percayalah, lebih nikmat ngocok bareng dari pada sendiri sendiri. Demikianlah Cerita Dewasa tentang Seks Ibu rumah tangga yang panas, Seks Ibu rumah tangga yang berumur 40 tahun dengan pria yang juga berumur 40 tahun, selingkuh dan terlibat hubungan seks dengan tanpa disengaja dan berlanjut dengan disengaja, kini Seks Ibu rumah tangga tak cuman ibu muda, ibu umur 40 tahun juga bisa mengalami Seks Ibu rumah tangga.
» Read More...

Cerita Dewasa |Berikutnya tanganku meraih blus tanpa lengan itu. Kucari lubang lengannya yang sempit. Kuamati. Kulihat ada noda peta di sekitar pinggiran lubang lengannya. Aku yakin itu keringat Bude Murni. Pelan kudekatkan ke hidung dan kuciumi tepian lengan blus itu. Ini bau asem keringat Bude Murni. Hasrat birahiku melonjak naik. Jari-jari tanganku semakin sering memijat-pijat penis kecilku. Enak banget rasanya.. Aku terbang di awang nikmat birahi. Hidungku kembali nyungsep ke ketiaknya Bude Murni. Aku merem setengah melek. Oochh.. Bude Murnii.. Bude Murni.. Ijinkan aku menjilati ketiakmu Budee.. Berikutnya aku mendekatkan hidungku ke arah gantungan. Kuendus kutang dan celana dalam Bude Murni. Aku rasakan lintasan aroma keringatnya yang asem dan kencingnya yang pesing itu. Pasti asem keringat itu nempel pada kutangnya. Mungkin buah dada Bude Murni berkeringatan saat kegerahan. Keringatnya itu pasti terserap kain kutangnya dan tertinggal di sana. Dan bau pesingnya pasti dari celana dalamnya yang nampak lusuh sesudah di pakainya. Mungkin saat kencing ada serpihannya yang terciprat ke celana dalamnya. Warna ke-kuning-kuningan yang pekat pada bagian arah bawah celana dalam itu menunjukkan air kencing yang kering itu yang mungkin tercampur dengan keringatnya pula. Aku membayangkan betapa nikmat apabila kencing dan keringat dari selangkangan atau vagina Bude Murni bisa kujilati atau larutkan dalam ludahku agar aku bisa menelannya. Membayangkan itu semua membuat elusan tangan pada penisku berubah menjadi kocokkan. Dan kocokkan itu kuselingi dengan pijatan pada urat-uratnya. Rasanya tak pernah puas mengendusi kutang dan celana dalam Bude Murni itu. Kini saatnya mulutku melumati apa yang kurang dari 30 menit yang lalu masih nempel di tubuh Bude Murni ini. Aku mengunyah-kunyah bagian celana dalamnya yang nampak bernoda kuning pekat. Saat telah membasah, kencing dan keringat yang larut bersama ludahku itu kuserap dan kusedoti untuk mengaliri tenggorokanku. Penisku semakin kaku mengiringi lumatan mulutku. Kemudian kukunyah pula tepian lubang lengan blusnya. Rasa asin dan asem dari ketiak Bude Murni yang larut dalam ludahku kutelan pula. Dduhh.. Duhh.., tanganku semaki cepat mengocok-ocok penisku. Nafsu birahiku telah mendesak naik ke ubun-ubunku. Aku ingin secepatnya memperoleh orgasmeku. Aku membayangkan nikmat saat air maniku nyemprot ke dinding kamar mandi seperti kemarin. Mungkin kali ini aku agak tegang kurang santai. Sesudah ngocok penis sekian lama orgasme dan ejakulasiku belum juga hadir. Sedangkan khayalan seksualku sudah melayang ke mana-mana. Ke ketiak kanan dan kiri Bude Murni. Bahkan kemudian aku pindahkan ke ketiaknya Shirley. Kuteruskan lebih kebawah lagi, bibirku menciumi sambil lidahku melata dan merambah paha dan selangakangan Bude Murni. Kemudian pindah pula ke Shirley. Belum juga. Tapi akhirnya datang juga. Saat khayalanku membayangkan Bude Murni mengencingi mulutku, tak tertahan lagi, air maniku langsung muncrat berlimpah-limpah berhamburan. Aku mendesah dan merintih tertahan menerima nikmat luar biasa itu. Jakunku bergerak-gerak seolah-olah benar-benar menelan air kencing Bude Murni yang hangat itu. Kunyahan dan sedotanku pada celana dalam dan lubang ketiak blus Bude Murni tak pernah kuhentikan. Aku tak menghitung lagi kemungkinan kain-kain eksotik dan erotis yang lembut itu tercabik-cabik oleh gigiku. Seno mengetok-ketok pintu. Minta aku cepetan, dia kebelet untuk buang air. Ah, nih teman.. Secepatnya aku menyelesaikan mandiku. 
Hari itu kami seharian mancing di kali. Saat pulang kantongku penuh buah apel yang ranum. Ternyata apel yang langsung dipetik dari pohon rasanya sungguh lezat dan segar. Bude Murni menggoreng ikan hasil pancingan kami. Malam itu kami tidur sangat lelap. Pagi berikutnya adalah hari ke. 2 kami nginap di rumah Pakde Darmo. Aku bangun dengan penuh ngaceng dan penuh harap. Aku berharap untuk bisa mengulangi kenikmatan orgasme dan ejakulasi macam kemarin. Seluruh obyek dan sasaranku ada dalam kamar mandi itu. Tokoh sentralnya tetap Bude Murni yang cantiknya mengingatkanku pada Shirley Margaretha. Seperti kemarin, pagi ini kulihat Bude Murni sibuk meladeni suaminya bersiap ke kantornya. Wanita yang sangat cantik saat bangun tidur itu mempertontonkan bahunya yang aduhai dengan memakai blus lembut tanpa lengan macam yang dia pakai kemarin. Kecuali warnanya yang pagi ini ke kuning dan merah-an penuh motif kembang-kembang. Dan seperti kemarin pula, Bude Murni menyuruh kami cuci muka dulu kemudian sarapan. Dia akan mandi duluan karena kota Malang yang bagi kami cukup dingin ini bagi beliau membuat sangat kegerahan. Mungkin karena sudah sehari-harinya sebagai orang Malang. Dan sekali lagi seperti kemarin, aku telah siap dengan handukku sambil membaca apa saja yang terserak di meja menunggu Bude Murni keluar dari kamar mandinya. Pagi ini mandiku sungguh-sungguh sukses. Disamping aku mendapatkan celana dalam dan blus lusuh bekas pakainya Bude Murni, dia juga gantungkan kutangnya. Tentu saja kutang Bude ini lebih melengkapi dan menunjang dalam melancarkan khayalan seronokku. Pagi itu aku seakan menciumi tubuh Bude yang telanjang bulat. Aku sudah atur, khayalanku akan merangkaki tubuh Bude mulai dari bagian atas hingga bagian bawah tubuh cantiknya. Saat aku menciumi dan melumat-lumat lubang lengan blusnya, khayalanku terbang mengantarkan hidung, lidah dan bibirku untuk menjilati ketiaknya. Dan saat aku mulai melumat kutangnya, aku merambah buah dada dan pentil-pentilnya, Dan saat aku melumat-lumat celana dalamnya, lidahku menjilati paha, selangkangan dan vaginanya. Nafsu birahiku terbakar menggelora. Aku kini menunggu Bude Murni kencing di mulutku macam kemarin pula. Dan khayalanku untuk hal macam itu tak pernah menemui hambatan. "Wan.., kamu minum ya kencing Bude.., ayoo, minum Wan.. Buka mulutmu.." demikian khayalan rintihan dan desah Bude Murni. Aku juga membayangkan betapa tangan-tangan Bude dengan erat memegangi kepalaku agar air kencingnya bisa tepat masuk ke mulutku. Pagi itu aku sempat mengulangi lintas khayalanku hingga aku bisa meraih 2 kali orgasme dan ejakulasi. Aku puas banget. Pada saat muncrat yang terakhir, aku disergap nikmat syahwat tak terhingga. Tubuhku jatuh nge-gelesot ke lantai. Air maniku muncrat dari penis kecilku dengan tubuhku yang telentang di lantai dan menggeliat-geliat menahan gelinjang. Air sejuk Malang dengan cepat bisa mengembalikan tenagaku. Selesai mandi badanku sangat segar. Aku mengajak Seno kembali menyusuri kali mencari ikan. Kami bikin tambak kemudian mengurasnya. Ratusan ikan-ikan uceng dan wader dapat kami tangkap. Bude Murni menggorengkan ikan itu untuk lauk makan siang kami. Aku kesengsem dengan tampilannya yang sangat seksi di siang hari ini. Bu Murni memakai kaos tipis berlambang salah satu partai pemenang Pemilu 2004. Kaos itu berwarna merah yang ketat. Tepat pada arah dadanya nampak tanda putih. Iklan partai itu menghimbau masyarakat untuk menusuk pada tanda putihnya itu. Aku membayangkan seandainya boleh menusuk di tanda itu sekarang, artinya aku mesti mendesak-desakkan penis kecilku ke celah dua bukit indah milik Bude Murni yang kukagumi ini. Untuk bawahannya Bude Murni memakai celana pendek 'hot pants'. Aku yakin beliaunya menganggap kami ini hanyalah anak-anak kecil. Oleh karenanya beliau tidak perlu canggung dengan pakaiannya yang ternyata sangat merangsang naluri birahiku. Edaann..!! Aku nggak sabar menunggu saat mandi. Sambil menunggu gorengan ikan mateng, aku ke kamar mandi. Aku bilang pada Seno perutku mules. Ternyata segala pakaian kotor tak nampak lagi di gantungannya. Bude Murni telah mencucinya. Aku agak kecewa. Kuamati di seputar kamar mandi. Tak ada yang bisa membantuku. Kuperhatikan sabun, odol, sikat gigi, busa untuk menggosok kaki. Ah, sama saja. Tetapi karena perasaanku demikian kebelet, kubuka saja celanaku. Aku mulai saja mengelusi penis kecilku sambil mataku setengah merem. Untung ada daya khayal yang membantu aku. Tiba-tiba saja hidungku telah nyungsep di ketiak Bude Murni yang basah oleh keringatnya. Lidahku menjilat dan mengecapi keringat asin ketiaknya itu. Bibirku melata merambah dadanya. Entah kemana kaos oblong bergambar partai tadi. Yang ada kini adalah gundukkan ranum buah dada Bude Murni. Dd.. Duuhh.. Wangii.. Banget.. Tanganku dengan terampil mengocok-ocok penis kecilku. Belum sampai ke menit ke 5 aku sudah merasakan air maniku akan tumpah. Dengan penuh nafsu bibir dan lidahku menyapu bukit dan lembah-lembah dari dada melintasi perut dengan pusernya menuju ke selangkangan Bude Murni.
Saat kutemukan bukit indah yang menggumuk, yaitu vaginanya, aku tak tahan untuk membiarkannya. Lidahku mencoba menembusi gumuk itu. Aku rasakan banget bagaimana jepitan bibir kemaluannya menghalangi tusukkan lidahku. Aku juga merasakan ada lengket-lengket di ujung lidahku. Aku juga mengendus-endus dan menjilati selangkangannya. Air maniku muncrat saat Bude Ambar mengencingi mulutku. Kenapa aku semakin pengin dan terobsesi air kencingnya ya? Ah, masa bodo, pokoknya aku sangat terangsang kalau mikir air kencing Bude Murni. Dan dengan cara itu orgasmeku cepat hadir yang disertai tumpahnya air maniku yang berlimpah. Aku agak terhuyung saat keluar kamar mandi. Bude Murni sempat nampak cemas meilhat keadaanku. Tetapi itu hanya sesaat. Bukankah aku tak apa-apa. Kami makan siang dengan sangat nikmat. Bude Murni membuatkan lalap dan sambal. Ikan uceng dan wadernya sungguh menjadi santapan yang tak ada bandingnya. Aku masih penasaran, kenapa tak bisa kudapatkan celana dalam atau baju yang lain dari bekas pakai Bude Murni saat di kamar mandi tadi. Mungkinkah nanti sore atau yang pasti besok pagi bisa kudapatkan apabila beliau selesai mandi sore? Yaa.. Aku belajar sabar. Malam itu aku nonton TV sampai tertidur. Besok pulang. Jam berapa Sen, besok? Seno bilang besok Pakde dan Bude akan nganter kami sampai terminal bus. Kami akan berangkat jam 8 pagi dari rumah. Waahh.. Jangan-jangan kami aku nggak sempat menikmati kembali celana dalam Bude Ambar nih. Kok pagi, sih?! Kok Pakde pake ikut nganter sih?! Emangnya Pakde nggak kerja? Wah, kacau nih, batinku kesal. Besoknya, jam 5 pagi aku sudah terbangun. Aku tidak langsung mandi. Aku pikir toh nggak ada gunanya mandi pagi-pagi. Paling-paling Bude Ambar juga belum mandi. Dengan alasan nyari udara pagi yang sehat aku ajak Seno keluar rumah dan jogging di kebon apel belakang rumah. Kulihat Bude Murni sudah sibuk di dapur. Tentu dia sedang nyediain sarapan buat kami yang akan pulang. Lewat jam 6 pagi kami balik ke rumah. Kulihat Bude Murni sudah dandan rapi. Waahh.., kalau begitu sudah mandi dong?! Aku buru-buru lari kekamarku untuk mengambil handukku. Aku sungguh penasaran dan kehilangan kesabaran. Rasanya bukan pagi yang baik nih. Dengan banyak kehilangan keyakinan diri aku langsung masuk ke kamar mandi. Semerbak dan hangatnya bau sabun dan tubuh Bude Anisa langsung menyergap hidungku. Mataku jelalatan dan.. Hahh.. Sungguh sebuah kejutan.. Rasanya kamar mandi ini menjadi demikian indahnya. Lihatlah apa yang ada di gantungannya. Semua impianku menjadi kenyataan. Ini pesta besar yang kudapat di Malang. Gantungan baju itu penuh dengan pakaian kotor milik Bude Murni yang bekas dipakainya. Kulihat kutangnya yang nge-gelantung, celana dalamnya yang nampak lusuh setelah dipakai sejak semalaman. Blus lembut berlengan pendek yang lusuh pula. Short pants yang sangat lecek sesudah dipakai tidur dan kena keringat bokongnya saat sibuk di dapur tadi. Aku langsung menelanjangi diriku. Tangan-tangan terampilku mulai mengelusi penis kecilku. Terkadang juga kuselingi dengan remasan atau pijatan. Birahiku terdongkrak tinggi dengan apapun yang kini nampak tergantung di depan mataku. Celana dalam, kutang, blus lembut atau short pants punya Bude Murni yang bekas dipakainya itu telah menerbangkan aku ke awang-awang nikmat birahiku. Setiap detail pakaian kumal Bude Murni itu melemparkan aku ke lembah syahwatku dan mengajak hidung, bibir dan lidahku berkelana menjelajahi tubuh Bude Murni. Aku kembali melumati noda-noda keringat atau serpihan kencing pada pakaian kotor Bude Murni itu. Aku memasuki jerat nikmat yang tak bertara. Hingga dengan penuh histeris aku mengerang dan mendesah tertahan. Aku kembali berguling ke lantai. Tubuhku bergetar hebat mengikuti gelinjangku. Aku mengocok penis kecilku dengan cepat. Makin cepat.. Cepat.. Cepat.. OowWCchh.. Air maniku tumpah. Berkali-kali penisku berkedut keras menembakkan cairan-cairan kentalku hingga membasahi dan meleleh di kamar mandi Bude Murni ini. Aku tersungkur. Kudengar Pakde Darmo memanaskan mobilnya. Seno menggedor pintu kamar mandi. Aku bilang tunggu, aku lagi buang air, perutku agak mules. Aku cepat segar apabila air menyiram tubuhku. Aku mandi sepuasku. Itulah sekilas kenikmatan yang kudapatkan selama liburanku. Pasti aku akan selalu mengenang dan mengulang nikmat macam itu. Dan kini, pada setiap liburan aku selalu berharap bisa pergi ke suatu tempat untuk kemungkinan mengalami peristiwa sejenis. Ketemu perempuan cantik macam Bude Murni dan menciumi celana dalam kotornya. Atau kutangnya, atau blusnya. TAMAT
» Read More...